Rabu, 27 Juni 2012 | 1 komentar | By: Ivan Nur Safrin

Psikologi Kepelatihan


Falsafah kepelatihan
     Lahirnya seorang juara tidak terlepas dari peran pelatih. Atlet dengan bakat pembawaannya merupakan modal dasar lahirnya seorang juara. Persaingan ketat dalam olahraga dewasa ini telah melibatkan para ilmuwan dari berbagai disiplin ilmu. Sehingga untuk dapat memenangkan pertandingan tidaklah cukup bermodalkan bakat saja dan mutlak diperlukan bantuan dari berbagai disiplin dan pelatih adalah pemegang utamanya.
     Bakat sebagaimana telah disinggung merupakan variable yang memungkinkan seorang atlet mencapai prestasi tinggi dalam cabang olahraga tertentu. Bakat individu tidak akan berkembang apabila tidak diberi kesempatan dan mencapai prestasi puncak apabila tidak diberi perlakuan-perlakuan secara intensif dan benar. Sesuai teori konvergensi perkembangan individu akan ditentukan oleh faktor perlakuan serta pengaruh-pengaruh dari luar.

Penampilan seorang atlet dapat ditinjau dari 4 dimensi :
(1) Dimensi Kesegaran Jasmani
(2) Dimensi Keterampilan
(3) Dimensi bakat pembawaan fisik
(4) Dimensi psikologi

Seorang pelatih harus memperhatikan ke-4 hal di atas, dan memerlukan kerjasama dengan berbagai disiplin ilmu, di samping tugas pokoknya meningkatkan ketrampilan dalam segi teknik, taktik, dan strategi pertandingan.

Falsafah Dasar
    Kepelatihan merupakan usaha atau kegiatan memberi perlakuan (treatments) untuk membantu atlet agar pada akhirnya dapat mengembangkan diri sendiri dan meningkatkan bakat kemampuan, ketrampilan, kondisi fisik, pengetahuan, sikap-sikap, penguasaan emosi serta kepribadian pada umumnya. Dalam olahraga atlet diharapkan dapat berbuat sebaik-baiknya yang berarti kemampuan pribadinya dapat berfungsi baik dalam suatu tingkat integritas tertentu dan menunjukkan kematangan emosional serta dapat menguasai diri.
     Pendapat para ahli pada umumnya menunjukkan kecenderungan yang sama, yaitu bahwa olahraga dapat memberi dampak positif pada individu seperti peningkatan tanggung jawab, kejujuran dalam bermain, memperhatikan orang lain, kepemimpinan, menghargai para pelatih, wasit, dan pembina, setia, toleransi, disiplin yang akhirnya dapat diharapkan menjadi warga negara yang baik. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin meningkat, perkembangan masyarakat selalu meningkat dan tuntutan pemuda juga selalu meningkat. Ini semua harus mendapatkan perhatian para pelatih agar tidak tertinggal dalam upaya berlomba mencapai prestasi setinggi-tingginya. Selain itu perkembangan masyarakat dan pemuda harus dipahami agar perlakuan-perlakuan dan latihan-latihan yang diberikan sesuai dengan keadaan, tuntutan dan kebutuhan. Melalui kegiatan olahraga diharapkan dapat memberi kontribusi terhadap perkembangan pribadi atlet, di samping upaya peningkatan prestasinya.

Kepribadian  Pelatih


     Keberhasilan pembinaan akan sangat ditentukan hasil interaksi antara pelatih dan atlet yang dibina. Pelatih harus memahami sifat-sifat kepribadian atletnya dan harus memahami sifat-sifat pribadinya sendiri agar dapat menyesuaikannya pada waktu berinteraksi dengan atlet yang memiliki sifat intravert dan ektravert, sifat terbuka dan senang bergaul dengan orang lain. Berhasilnya pembinaan tidak hanya tergantung dari kesediaan atlet menyesuaikan diri dengan sikap dan kemauan pelatih tetapi juga tergantung pada kemampuan pelatih, menyesuaikan sikap dan tindakannya terhadap sifat-sifat kepribadian yang dibinanya.
     Pelatih memahami cara-cara yang tepat untuk menimbulkan motivasi atlet, sehingga akhirnya dengan kemauan sendiri atlet berusaha mencapai target yang ditetapkannya, untuk mencapai prestasi lebih tinggi, memenangkan pertandingan dan memecahkan rekor sendiri. Setiap pelatih juga harus memahami sifat-sifat kepribadiannya sendiri untuk dapat menyadari kelemahan-kelemahannya dan selanjutnya berusaha mengatasi kelemahan tersebut. Pada hakekatnya tidak ada manusia yang sempurna, harus menyadari bahwa upaya untuk memperbaiki kekurangan yang ada pada dirinya selalu perlu dilakukan oleh seorang pelatih untuk mencapai prestasi yang dibinanya.

Senin, 18 Juni 2012 | 0 komentar | By: Ivan Nur Safrin

VOLI PANTAI



Sejarah

     Voli pantai adalah variasi dari bola voli, yang dimainkan di atas pasir. Dua tim yang dipisahkan oleh jaring memukul bola voli menggunakan lengan atau tangan. Para pemain berusaha untuk memukul bola melawati atas jaring agar memasuki lantai di daerah lawan, serta harus mencegah bola jatuh di daerah mereka sendiri. Berawal dari sebuah kota yang bernaman Santa Monica, yang terletak di wilayah California, permainan bola voli pantai pertama kali dimainkan 1915 di Pacific Palisades California, USA. Permainan yang merupakan perkembangan dari permainan bola voli ini mulai mengembangkan sayapnya di wilayah Eropa dengan lamban.   Penyebarannya ke wilayah- wilayah yang terdapat di benua Eropa mulai terlihat pada sekitar tahun 1930-an, sepuluh tahun setelah pertama kali diciptakan. Perkembangan permainan ini betul-betul berjalan dengan lamban. Hal ini dapat dilihat pada masa kepopulerannya. Permainan bola voli pantai ini baru mulai terkenal pada  sekitar tahun 1980-an.

     Brazil dan Amerika Serikat adalah dua negara yang selama berpuluh-puluh tahun telah berkecimpung dan mendominasi permainan bola voli pantai pada kelas internasional. Selain Brazil dan Amerika Serikat, belakangan ini Australia juga telah muncul sebagai negara terkuat yang ketiga dalam permainan bola voli ini. Beberapa negara yang lain, yang terletak di Eropa juga telah berusaha untuk terus mengembangkan potensi mereka. Voli pantai populer sebagai aktivitas rekreasi di tempat-tempat yang memiliki pantai berpasir yang luas, namun sering juga dimainkan di lapangan pasir yang bukan di pantai. Bahkan, olahraga ini populer di beberapa negara yang tidak berbatasan dengan laut, seperti Swiss. Olahraga ini termasuk olahraga yang dipertandingkan di Olimpiade, dan badan tertingginya adalah Fédération Internationale de Volleyball.
    Menurut peraturan resmi, voli pantai menggunakan dua orang dalam satu tim. 2 orang per tim pria atau wanita dan tim campuran pria dan wanita. Pada tahun 1986, pameran Voli Pantai internasional pertama di Rio de Janeiro diselenggarakan dengan 5.000 penonton. Juga di tahun 1986, Australia Beach Pro Circuit dimulai. Pada tahun 1990, Voli Pantai FIVB pertama Sirkuit Internasional, turnamen ini bernama Seri Dunia dan terdiri dari turnamen laki-laki di Brazil, Italia, dan Jepang. Banyak penggemar dibiarkan berdiri keluar dari stadion karena penuh, sementara Sinjin Smith dan Randy Stoklos menjadi Men’s Worl Champions (Juara Dunia Laki-laki). 
     Kompetisi Bola Voli Pantai FIVB wanita pertama yang pernah dalam sejarah voli pantai terjadi di Almeria, Spanyol. Juara Dunia Perempuan pertama adalah Nancy Reno dan Karolyn Kirby. Sinjin Smith dan Randy Stoklos menjadi Juara Dunia untuk 5 kali. Pada tahun 1993, untuk pertama kalinya dalam sejarah voli pantai, voli menjadi olahraga Olimpiade ketika Komite Olimpiade Internasional memberikan status medali olahraga. Dua puluh empat tim laki-laki dan perempuan delapan belas tim akan bersaing untuk Voli Pantai pertama Olimpiade Medali Emas di Olimpiade Atlanta 1996 mendatang. Voli pantai mulai dipertandingkan di Olimpiade 1996 ini.
     Pada tahun 1998, pertama kali dalam sejarah voli pantai FIVB World Tour, laki-laki dan pemain perempuan. FIVB memperkenalkan peluang baru untuk amatir dengan menyediakan Challenger, satelit, dan turnamen Amatir. Lebih dari 120 Federasi Nasional sekarang memiliki acara reguler Voli Pantai. Pada tahun 1999, Kejuaraan Dunia Pria dan Wanita diselenggarakan di Eropa untuk pertama kalinya dalam sejarah voli pantai. Pada tahun 2000, Brazil mendominasi musim laki-laki dengan tiga tim gabungan untuk memenangkan sembilan dari tiga belas event. Para wanita Amerika mendominasi musim perempuan dengan tiga tim menyelesaikan di peringkat empat teratas dan menggabungkan untuk memenangkan tujuh dari tiga belas event.

Selasa, 12 Juni 2012 | 0 komentar | By: Ivan Nur Safrin

Tips Sebelum dan Dalam Bertanding





Beberapa Tips Sebelum Bertanding

  1. Memantapkan teknik-teknik yang akan digunakan dalam pertandingan, baik tehnik menyerang maupun tehnik bertahan.
  2. Berusaha untuk menghilangkan atau meminimalisir kelemahan yang terdapat pada tim ketika melakukan latihan.
  3. Persiapkan fisik dengan baik, agar tetap berada dalam kondisi yang prima ketika bertanding.
  4. Pulihkan lelah tubuh setelah latihan dengan istirahat yang cukup.
  5. Memperkuat rasa percaya diri pada setiap pemain.
  6. Memberikan dorongan kepada rekan satu tim yang gugup ketika akan mengikuti pertandingan. 
  7. Bila perlu, adakan rekreasi satu tim pada tiga hari sebelum pertandingan untuk menghilangkan rasa tegang.
  8. Pemain dapat memanfaatkan waktu 3 sampai 5 menit sebelum pertandingan untuk mempelajari kondisi area pertandingan, misalnya:
  • Mempelajari keadaan lapangan dan batas-batasnya.
  • Perhatikan tinggi net yang akan digunakan selama pertandingan.
  • Menyesuaikan strategi permainan.
  • Membangun semangat masing-masing dan tim.
  • Melakukan pemanasan ringan, misalnya dengan melakukan latihan servis, set, dan pass untuk menghilangkan rasa gugup.



Beberapa Tips Dalam Bertanding

  1. Perhatikan jenis servis yang dikuasai oleh tim lawan.
  2. Jenis servis apa yang sulit dikendalikan oleh tim lawan.
  3. Jenis formasi yang digunakan oleh tim lawan.
  4. Perhatikan area lawan yang kosong atau dalam posisi lemah pertahanannya.
  5. Cari pemain dari tim lawan yang lemah tehnik pertahanannya.
  6. Perhatikan formasi block tim lawan, cari formasi block yang lemah.
  7. Perhatikan teknik-teknik permainan yang digunakan oleh setter.
  8. Amati bentuk cover yang digunakan oleh tim lawan.
  9. Perhatikan keadaan fisik para pemain dari tim lawan, tinggi badannya, dan kemampuan serta kecepatan lompatnya.
  10. Perhatikan kondisi stamina tim lawan.